Soal Tes Bidan Masuk Rumah Sakit Di jamin Lulus Pembahasan dan Kunci Jawaban - Hallo sahabat nakes kesempatan ini saya kembali akan membagikan kepada kalian semua tentang sebuah contoh soal yang rata-rata digunakan untuk masuk tes kerumah sakit.
Soal Tes Bidan Masuk Rumah Sakit Di jamin Lulus – Kesempatan kali ini infoapa.com akan membagikan sebuah informasi mengenai Soal Tes Masuk Rumah Sakit Buat bidan, kisi-kisi sebuah soal atau beberapa pertanyaan yang sering di pertanyakan oleh pihak rumah sakit.
Yang Harus teman-teman inget kisi-kisi soal tes tulis di Rumah Sakit. tentu saja akan berbeda pertanyaan nya apabila teman-teman tes di Klinik atau Puskesmas. Mari simak dengan baik ya teman-teman pertanyaan yang sering dipertanyakan saat tes tulis ataupun wawancara adalah………
Soal Tes Bidan Masuk Rumah Sakit Di jamin Lulus
1. Hapalkan
- Kebidanan
- Mengenai
- Definisi
- Managemen
Pengertian manajemen kebidanan ialah suatu pemecahan masalah yang di pergunakan sebagai salah satu methode untuk mengorganisasikan pikiran serta tindakan yang berdasarkan atas teori ilmiah, penemuan-penemuan, sebuah keterampilan dalam tahapan yang akurat untuk melakukan pengambilan sebuah keputusan yang berfokus terhadap klien (Varney,2004)
2. Hapalkan Mengenai 7 langkah Varney atau kolaborasi bersama dokter. Tahap ini menjadi langkah awal yg nantinya akan sangat mempengaruhi untuk menentukan langkah berikutnya, maka perlu dilakukan kelengkapan data sesuai dengan kasus yang ditemui akan menentukan proses interpretasi yang benar atau tidaknya dalam tahap selanjutnya, maka dalam tahap pendekatan ini mesti yg komprehensif meliputi dari data subjektif, objektif & hasil pemeriksaan
sehingga dapat menggambarkan kondisi / masukan dari klien yg sebenarnya & valid. Kaji ulang data yang telah diperoleh apakah telah sesuai, lengkap serta akurat.
» Langkah II : Merumuskan Diagnosa Atau Masalah
Kebidanan
Pada langkah Kedua ini identifikasi pada masalah atau diagnose berdasarkan interpretasi yg benar-benar akurat atas data-data yg telah dikumpulkan. Data basic yg telah dapat dikumpulkan di interpretasikan maka nantinya dapat merumuskan diagnosa & masalah yg spesifik. Rumusan diagnosa & masalah keduanya sangat diperlukan di karenakan masalah tak bisa di definisikan seperti pada diagnosa namun tetap membutuhkan sebuah penanganan. Masalah juga sering berhubungan dengan beberapa hal yang sedang dialami pada wanita yg telah di identifikasikan oleh bidan sesuai dengan hasil yang di dapat dari pengkajian. Masalah pula sering berhubungan dengan diagnosa. Diagnosa kebidanan yaitu diagnosa yg di tegakkan bidan dalam ruang lingkup praktik
» Langkah 1 : Pengkajian
kebidanan & memenuhi sesuai standar nomenklatur diagnosa kebidanan. Pada langkah awal ini bidan mengumpulkan seluruh
» Langkah III : Mengantisipasi Diagnosa Atau
informasi yang komplit & akurat dari seluruh sumber yang berhungan dengan kondisi klien, untuk Masalah Kebidanan memperoleh beberapa data dapat dilakukan dengan cara :
a. Melakukan Anamnesa
b. Melakukan pemeriksaan fisik sesuai
kebutuhan & pemeriksaan tanda-tanda vital
c. Melakukan pemeriksaan khusus
d. Melakukan pemeriksaan penunjang
dengan
Pada langkah ketiga ini mengidentifikasi adanya
masalah potensial atau diagnosa potensial berdasarkan
adanya diagnosa/masalah yg telah diidentifikasi.
Langkah ini sangat membutuhkan antisipasi, apabila
memungkinkan perlu dilakukan pencegahan. Pada
langkah ini seorang bidan dituntut agar dapat
berantisipasi adanya masalah potensial tidak cuma untuk
merumuskan masalah potensial yg akan nantinya terjadi
namun juga dapat merumuskan tindakan antisipasi
supaya masalah atau diagnosa potesial tidak dapat
Setiap akan adanya rencana asuhan nantinya harus bisa
terjadi
disepakati oleh kedua belah pihak, diantaranya bidan
serta klien agar dapat dilaksanakan dengan lebih efektif
» Langkah IV : Menetapkan Kebutuhan Tindakan
Segera
sebab klien juga dapat melaksanakan rencana tersebut.
Semua keputusan yg telah dikembangkan dalam asuhan
Pada langkah yang ke empat ini perlunya
mengidentifikasi adanya tindakan segera oleh bidan &
menyeluruh ini mesti harus rasional & memang
benar-benar valid berdasarkan pengetahuan & teori yg
dokter atau perlu untuk dikonsultasikan atau di tangani
bersama-sama dengan anggota tim kesehatan lainnya
telah ter up to date juga sesuai dengan asumsi tentang
apa yg mungkin dapat dilakukan oleh klien.
sesuai dengan kondisi klien. Langkah ini sangat
mencerminkan
kesinambungan
dari
proses
» Langkah VI : Implementasi
penatalaksanaan kebidanan. Sehingga penatalaksanaan
bukan hanya dilakukan selama asuhan primer periodik
Dalam langkah ini merupakan suatu konsep asuhan yang
menyeluruh seperti apa yang telah berhasil diuraikan
ataupun kunjungan prenatal saja namun juga selama
wanita tersebut bersama bidan saat itu.
pada langkah ke lima di laksanakan dengan aman &
efisien. Perencanaan ini dibuat serta dilaksanakan semua
Dari
oleh bidan atau sebagian lagi bisa dilaksanakan oleh
klien atau anggota tim kesehatan lainnya. walau bidan
penjelasan
yg
telah
diulas
diatas
dapat
menunjukkan bahwa seorang bidan dalam melakukan
tindakan mesti sesuai dengan prioritas masalah dan
kebutuhan yg sedang dihadapi kliennya. Sesudah
seorang bidan dapat untuk merumuskan suatu tindakan
yg nanti mesti di lakukan untuk dapat mengantisipasi
diagnosa ataupun adanya masalah potensial pada
langkah sebelumnya, bidan pula harus merumuskan
tindakan emergency untuk segera ditangani baik pada
ibu ataupun bayinya. Dalam perumusan ini termasuk
tindakan cepat yg mesti dilakukan secara mandiri,
kolaborasi atau yg bersifat rujukan.
»
Langkah
V
:
Merencana
Asuhan
Secara
Menyeluruh
Pada langkah kelima ini perlu di rencanakan asuhan
yang menyeluruh yg ditentukan dari beberapa langkah
sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan dari
penatalaksanaan pada masalah atau diagnosa yg sudah
bisa teridentifikasi atau diantisipasi. Pada langkah ini
informasi data yg sebelumnya tidak lengkap bisa di
lengkapi. Ide asuhan yang menyeluruh tidak cuma
meliputi dari apa yg telah berhasil teridentifikasi dari
kondisi klien atau dari adanya masalah yang terkait
namun juga dari adanya krangka pedoman antisipasi
terhadap wanita tersebut seperti apa yg telah
diperkirakan akan terjadi berikutnya, apakah perlu
dibutuhkan suatu penyuluhan konseling & apakah
mungkin butuh merujuk klien jika ada masalah-masalah
yg menyangkut dengan factor sosial ekonomi-kultural
atau masalah psikologi.
tidak melakukannya sendiri, bidan tetap saja
bertanggung jawab untuk mengarahkan dalam
pelaksanaannya. Dalam suatu kondisi dimana bidan
berkolaborasi bersama dokter untuk menangani klien yg
mengalami adanya komplikasi, sehingga keterlibatan
bidan dalam melakukan penatalaksanaan asuhan bagi
klien ialah tetap bertanggung jawab pada terlaksananya
suatu rencana asuhan bersama yg menyeluruh tersebut.
» Langkah VII : Evaluasi
Dalam Langkah ini dilakukan adanya evaluasi
keefektifan yang berasal dari asuhan yang telah
diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan
apakah memang benar-benar sudah terpenuhi sesuai
dengan kebutuhan sebagaimana telah d lakukan
identifikasidi dalam diagnosa & masalah. Rencana itu
akan dianggap efektif jika telah benar-benar efektif
dalam pelaksanaannya.
Beberapa langkah proses penatalaksanaan umumnya
adalah pengkajian yg memperjelas proses pemikiran yg
mempengaruhi suatu tindakan serta berorientasi pada
proses klinis, lantaran proses penatalaksanaan itu
berlangsung di dalam situasi klinik & dua langkah
selanjutnya atau terakhir tergantung pada klien & situasi
klinik
3. Hapalkan Mengenai Definisi APD (Alat Pelindung
Diri) dan tujuan serta sebutkan beberapa jenisnya!
» Definisi APD (Alat Pelindung Diri)
Alat Pelindung Diri
ialah berupa alat yang pada
umumnya di pergunakan oleh para tenaga kerja agar
dapat melindungi seluruh atau sebagian anggota
tubuhnya terhadap resiko atau kemungkinan terjadinya
suatu potensi bahaya akibat kecelakaan kerja. Alat
pelindung diri umumnya di pergunakan sebagai usaha
terakhir dalam mencegah dan melindungi tenaga kerja
jika usaha rekayasa (engineering) dan administratif tidak
dapat dilakukan secara baik. APD juga adalah sebuah
kelengkapan yang wajib di gunakan ketika dalam
kondisi sedang bekerja sesuai kebutuhan untuk menjaga
keselamatan.
» Tujuan penggunaan APD (Alat Pelindung Diri)
Penggunaan APD bertujuan melindungi kulit & selaput
lendir petugas dari adanya risiko pajanan darah , semua
jenis cairan tubuh , dan kulit yang tidak utuh serta
selaput lendir pasien serta sekret.
» Jenis Alat Pelindung Diri
a. Sarung Tangan
b. Masker
c. Sepatu Karet Atau Bot
d. Baju Kerja / Celemek / Skort
e. Kaca Mata atau Pelindung Wajah
f. Topi
4. Hapalkan Mengenai Alur Rawat Inap dan Rawat
Jalan
» Alur Rawat inap
a. Registrasi
1) Pasien Lama
√ Khusus untuk pasien lama yg telah memiliki barcode
card
√ Gesek kartu berobat
b. Klinik yang akan dituju
c. Pemeriksaan ( Apabila dibutuhkan pemeriksaan
diagnostik, maka nanti petugas akan mengatur mengenai
tata caranya)
d. Daftar rawat Inap
c. Melakukan administrasi Rawat Inap
d. Masuk Ruang Rawat Inap
e. Pemberian program therapy awal (pemberian cairan
dan nutrisi)
f. Melakukan pelaksanaan anamnesa & pemeriksaan
lanjut serta penunjang
g. Keluhan bisa berkurang/hilang & bisa bertambah
parah
h. Melakukan Administrasi rawat inap
h. Pulang atau Dirujuk
» Alur Rawat Jalan
a. Registrasi
1) Pasien Lama
» Menyerahkan kartu berobat ke petugas yang ada di
pendaftaran
» Memilih dokter sesuai keinginan klien
2) Pasien Baru
» Harus menunjukkan kartu identitas yg berlaku (KTP,
SIM, paspor, card pelajar) kepada petugas yang ada di
Langsung menyerahkan kartu berobat kepada petugas
yang ada di pendaftaran
pendaftaran
2) Pasien Baru
» Memilih dokter sesuai keinginan anda
√ Menunjukkan kartu identitas yg berlaku (KTP, SIM,
3) Self Registration/registrasi mandiri
paspor, card pelajar) kepada petugas yang ada di
pendaftaran
√ Lalu isi form identitas pendaftaran pasien baru
3) Self Registration/registrasi mandiri
» Kamu isi form identitas pasien baru
» Khusus untuk pasien lama yg telah mempunyai
barcode card
» Gesek kartu berobat
» Ikuti prosedur komputer setelah itu, anda akan akan
Memilih dokter sesuai keinginan anda
b. Menunggu antrian diruang tunggu dokter yg dipilih
sampai di panggil
c. Pelayanan medis oleh dokter yg telah dipilih
d. Apabila dibutuhkan pemeriksaan diagnostik, nanti
petugas akan mengatur mengenai tata caranya
e. Pelaksanaan pemeriksaan penunjang yg dibutuhkan
sesuai dengan instruksi dokter.
d. Membayar administrasi di kasir
e. Menunggu penyediaan obat di bagian Farmasi
f. Pulang
5. Hapalkan beberapa nama alat kesehatan yg
g. Penghisap lendir De Lee
h. Kateter nelaton
i. Gunting episiotomi
j. Kasa atau kain kecil 5 bh
k. Gulungan kapas basah (1 kom kapas kapas DTT, 1
kom alat DTT)
» Curretage-set
a. Speculum sim
b. Tampon tang
c. Abortus tang
terdapat dalam Instrumen Hecting-Set, Parteus-Set,
Curretage-set.
d. Sonde uterus
» Hecting-Set
f. Pinset anatomis panjang
a. Pean bengkok 14cm ( 1 Pcs )
g. Sendok kuret tajam dan tumpul M
b. Instrument Bak 508 ( 1 Pcs )
6. Hapalkan beberapa hal yang menyangkut Sectio
Caesaria (SC), misalnya Pengertian, Faktor Indikasi
SC, dan jenis SC)
c. Gunting Iris bengkok 11cm ( 1 Pcs )
d. Handle Scalpel no.3 ( 1 Pcs )
e. Cutgut Plain 3/0, 150cm ( 1 Pcs )
f. Nierbeken Plastik 20cm ( 1 Pcs )
g. Pincet chirugis 14cm ( 1 Pcs )
h. Klem arteri lurus 14cm/kocker ( 1
i. Jarum jahit kombinasi ( 1 Pak/12 Pcs )
j. Pisau bedah no.15, 11 ( 4 Pcs ) Pcs )
i. needle holder 14cm ( 1 Pcs )
k . Pean lurus 14cm ( 1 Pcs )
e. Gunting oprasi lurus 14cm ta/tu ( 1 Pcs )
m. Pincet Anatomis 14cm ( 1 Pcs )
» Parteus-Set
a. Gunting tali pusat
b. 2 klem Kelly/ klem kocher
c. Klem 1⁄2 kocher
d. 2 pasang sarung tangan
e. Benang tali pusat / klem plastic
f. Tabung suntik 2,5 atau 3 ml
e. Tenaculum
» Pengertian
Sectio caesaria merupakan suatu jenis persalinan buatan
dimana janin dilahirkan dengan cara melakukan sebuah
insisi pada dinding depan perut & dinding rahim dengan
syarat rahim dalam kondisi atau dalam keadaan utuh
serta berat janin diatas 500 gram (Sarwono, 2009)
» Faktor Indikasi SC
a. Chepalo Pelvik Disproportion (CPD)
b. KPD (Ketuban Pecah Dini)
c. Faktor Hambatan Jalan Lahir ( kista ovarium, mioma
uteri dan sebagainya )
d. Memiliki Hipertensi/Jantung
e. PEB (Pre-Eklamsi Berat)
f. Riwayat SC
g. Letak Janin\
» Jenis – jenis SC
a. Sectio cesaria transperitonealis profunda
Dengan melakukan teknik insisi pada segmen bawah
Volume x FT
uterus. insisi pada bawah rahim, dapat dengan
menggunakan teknik melintang atau memanjang.
Jam x 60 menit
Keunggulan pembedahan ini sebagai berikut :
1) Pendarahan luka insisi tak seberapa banyak.
√ Rumus jika ingin mengetahui Lamanya dalam
JAM?
2) Bahaya peritonitis tidak besar.
Volume x FT
Tetesan yg ditentukan x 60 menit
3) Perut uterus umumnya kuat sehingga nantinya bahaya
√ Rumus jika ingin mengetahui VOLUME?
ruptur uteri di kemudian hari tidak besar dikarenakan
terhadap nifas segmen bawah uterus tidak seberapa
banyak mengalami kontraksi seperti korpus uteri
sehingga nantinya luka bisa sembuh secara lebih
Jam x Tetesan yg ditentukan x 60 menit
Faktor Tetes (FT)
Sample kasus :
sempurna.
Tn.H usia 54 thn dengan diagnose DHF, Tn.H
b. Sectio cacaria klasik atau section cecaria korporal
memperoleh therpycairan infus NaCl 0,9% 2000 ml/ 24
jam (makro). Berapakah tetes/menit cairan yg diberikan
Pada teknik cectio cacaria klasik ini di untuk pada
korpus uteri, pembedahan
dilakukan,hanya dilakukan
dalam melakukan section
profunda. Dilakukan Insisi
atas uterus.
ini yg sedikit mudah
apabila terjadi hambatan
cacaria transperitonealis
memanjang pada segmen
c. Sectio cacaria ekstra peritoneal
Tindakan ini dulunya dilakukan agar mengurangi
bahaya injeksi perporal namun dengan adanya kemajuan
pengobatan pada injeksi pembedahan ini sekarng sudah
tidak banyak lagi di lakukan. Rongga peritoneum tidak
di buka, teknik ini dilakukan pada pasien infeksi uterin
berat.
d. Section cesaria Hysteroctomi
Setelah sectio cesaria, dilakukan hysteroktomy dengan
beberapa indikasi :
1) Plasenta accrete
3) Myoma uteri
pada Tn. H?
Jawab :
2000 ml x 20
24 jam x 60m
=
= 27,7
Jadi jumlah cairan infuse di berikan ialah 27,7
tetes/menit (rata rata di bulatkan menjadi 28).
Dari 1 sampel kasus diatas kita bisa belajar mengenai
rumus dalam mencari lamanya JAM & VOLUME. Kita
tinggal memasukkan sesuai rumus yg ada di atas.
» lokasi pemasangan infus
Tempat atau lokasi vena perifer yang biayanya sering
digunakan dalam pemasangan infus ialah vena
supervisial/perifer kutan berada di dalam fasia subcutan
& merupakan akses paling mudah untuk dilakukan
therapy intaravena. Daerah tempat infus yg
memungkinkan ialah permukaan dorsal tangan (Vena
supervisial dorsal, vena sefalika serta vena basalika,),
lengan bagian dalam (vena basalika, vena kubital
2) Atonia uteri
median, vena sefalika, vena median lengan bawah, &
vena radialis), permukaan dorsal (Vena safena magna,
4) Infeksi intra uteri berat
ramus dorsalis). ( Perry dan Potter 2005)
7. Hapalkan Rumus dalam menghitung tetesan infus
8. Hapalkan Kala I, II, III dan IV
& Tempat lokasi pemasangan infus
9. Hapalkan Penyebab terjadinya Perdarahan
pre-partum, intra partum dan post partum.
» Rumus Menghitung Tetesan Infuse
Yang butuh teman-teman ingat yaitu mengenai factor
tetes (FT) MIKRO = 60 MAKRO = 20
10. Hapalkan Menghitung Taksiran Persalinan (TP)
√ Rumus bila ingin mengetahui TETES/MENIT?
12. Sebutkan 7T dalam pemeriksaan ante-natalcare
11. Hapalkan Menghitung usia kehamilan